Guestbook

Salam Budaya

ini adalah "rumah kita", semua orang boleh dan berhak menghiasi "rumah" ini. Silakan kirimkan tulisan-tulisan (puisi, cerpen, essai, artikel, novelet, ceriba bersambung, atau bahkan resep makanan) atau gambar-gambar pementasan (file:JPEG max.150KB), atau berita/informasi dan agenda kesenian dan kebudayaan yang ada di kota anda, kirim ke :

hompimpah.feumm@yahoo.com


Selasa, 05 Agustus 2008

mohon doanya...

mohon bantuan do'a teman-teman sekalian,
saat ini ibunda dari saudara kita SUGIYONO
atau lebih akrab dipanggil Lek Sugik,
suami dari Sofi Triana
(Pemeran Pedro pada lakon BURONAN
Pentas
Teater HomPimPah tahun 1995).
Ibunda Lek Sugik saat ini menderita stroke,
semoga diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. amin.........

Rabu, 23 Juli 2008

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un......

innalillahi wa inna ilaihi roji'un...
keluarga besar teater hompimpah, turut berbela sungkawa sebesar-besarnya kepada orang tua dari yugo (angkatan 2003),
pada tanggal 18 Juli 2008 pukul 23.00 wib di RSU Syaiful Anwar..
semoga almarhum diterima di sisi-Nya,, amien...

Rabu, 07 Mei 2008

Anak Buangan # 1

# 1

Kepada bayangan cermin di hadapannya ia berkata, “Siapakah sejatinya dirimu?”

***

Lama sekali aku menatap bayanganku sendiri di cermin itu. Ku tatap dalam-dalam di matanya, ku amati seluruh bagian yang terlihat. Aku sudah mengenalnya dengan baik di satu sisi, begitu akrab bagiku, tetapi bayangan di cermin itu seperti menyembunyikan sisi lain diriku yang aku sendiri meragukan apakah aku telah mengenal dan memahaminya.

“Siapakah sejatinya aku?”

Sebenarnya itu pertanyaan sederhana yang --mungkin hampir-- semua orang pernah mempertanyakannya. Sudah sekian lama pertanyaan itu mengendap-endap di kepalaku dan belum kunjung menemukan jawabannya. Bertahun-tahun sudah lamanya dan teka-teki itu belum tuntas juga. Mungkin karena kedangkalan nalarku sehingga aku tidak bisa melakukan identifikasi atas diriku sendiri. Atau karena begitu kompleksnya diriku sehingga memunculkan banyak pemahaman padahal aku menginginkan pemahaman tunggal. Atau sebab sedemikian sederhananya sedangkan aku terlanjur asik dengan retorika-retorika yang rumit. Atau lantaran ketidakmampuanku berlaku jujur terhadap diri sendiri sehingga kebenaran-kebenaran atas diriku tertutup oleh kebohongan dan kepura-puraan. Atau… entahlah.

Kenyataannya setiap kali aku berdiri didepan cermin, sendiri, selalu muncul pertanyaan itu. “Siapakah sejatinya diriku?”, itu lagi, itu lagi.

Itulah yang jadi masalahku kini. Kadang itu membuatku marah. Tentu saja marah pada diriku sendiri. Begitu bebalnyakah aku. Lihat, permasalahan-permasalahan pelik kebanyakan berhasil aku pecahkan dengan baik dan tuntas. Ketika teman-teman datang padaku meminta jawaban atas persoalan mereka, aku hampir selalu bisa memberikan solusi-solusi dan mereka menjadi lega hatinya. Saat perusahaan tempat aku bekerja dilanda prahara, aku pun bisa menyelesaikannya dengan baik. Tapi aku gagal menyelesaikan soal diriku sendiri! Sungguh sebuah ironi yang sempurna.

“Siapakah sejatinya diriku?”

...............bersambung.................................................................................................................................

( Ray Asmoro )
http://rayasmoro.blogspot.com

Rabu, 16 April 2008

Salam Budaya

Bagi teman-teman "HOMPIMPAH"
yang ingin meng-ekspose tulisan/karya-nya
di BLOG ini, harap mengirimkan
karya tulisnya
(bisa puisi, cerpen,
essai, artikel, atau apa sajalah)

ke email :

hompimpah.feumm@yahoo.com


Kami tunggu partisipasinya ya..

SALAM BUDAYA